JAJAR LEGOWO
Upaya
peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi dengan perluasan areal
tanam ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu harus ada
terobosan agar terjadi lompatan produksi. Salah satu yang sekarang
diperkenalkan Badan Litbang Pertanian adalah teknologi Jajar Legowo (Jarwo)
Super.
Selama
ini memang yang kita kenal adalah jarwo biasa dengan produktivitasnya 6 ton/ha.
Tapi dari hasil panen ubinan yang dilakukan Tim terpadu EPS Indramayu, Peneliti
Balitbangtan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Indramayu, UPTD
Kecamatan Bangodua, TNI dari Koramil Bangodua, dan Gapoktan, diperoleh
produktivitas gabah kering panen (GKP) lebih tinggi dari jarwo biasa.
Teknologi
jarwo super merupakan implementasi terpadu teknologi budidaya padi berbasis jarwo biasa. Pertanyaannya
apa yang membedakan jarwo super ini dengan jarwo biasa? Dalam budidaya
tanam jarwo super ada beberapa input.
Pertama, penggunaan Varietas
Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi. Saat pelaksanaan dem-area seluas 50 ha
di Indramayu menggunakan varietas Inpari 30 Ciherang Sub-1 dengan produktivitas
sebanyak 13,9 ton/ha, varietas Inpari 32 HDB sebesar 14,4 ton/ha dan varietas
Inpari 33 sebesar 12,4 ton/ha. Padahal rata-rata produktivitas pertanaman
petani di luar dem-area dengan varietas Ciherang hanya 7,0 ton/ha.
Kedua, menggunakan
biodekomposer secara insitu sebelum pengolahan tanah. Biodekomposer merupakan
bahan yang mengandung beberapa jenis mikroba perombak bahan organik seperti
lignoselulosa. Biodekomposer mampu mempercepat pengomposan jerami secara insitu
dari dua bulan menjadi 1-2 minggu.
Hasil
aplikasi biodekomposer mempercepat perombakan jerami dan mengubah residu
organik menjadi bahan organik tanah, meningkatkan ketersediaan NPK, sehingga
menekan biaya pemupukan, dan menekan penyakit tular tanah.
Ketiga, menggunakan pupuk
hayati dan pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).
Pupuk hayati adalah pupuk berbasis gabungan mikroba non patogenik yang
dapat menghasilkan fitohormon (pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen dan
pelarut fosfat yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.
Aktivitas
enzimatik dan fitohormon berpengaruh positif terhadap pengambilan hara makro
dan mikro tanah, memacu pertumbuhan, pembungaan, pemasakan buah, pematahan
dormansi, meningkatkan vigor dan viabilitas benih. Dampaknya mampu meningkatkan
efisiensi pemupukan NPK anorganik dan produktivitas tanaman.
Keempat, pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida
anorganik berdasarkan ambang kendali. Pestisida nabati berbahan aktif senyawa
eugenol sitronelol dan geraniol. Senyawa eugenol efektif mengendalikan hama
tanaman padi seperti wereng batang coklat. Senyawa sitronelol dan geraniol
dapat mengusir kehadiran serangga di pertanaman.
Kelebihan
pestisida nabati memiliki daya racun rendah sehingga pemakaiannya aman bagi
manusia dan hewan ternak. Selain itu dapat menjaga kelestarian serangga
berguna, serangga penyerbuk dan musuh alami hama sekaligus dapat berperan sebagai
pupuk organik.
Kelima, untuk mengurangi
kehilangan hasil saat panen menggunakan alsintan, khususnya transplanter dan combine harvester. Dengan
kombinasi aplikasi tersebut, budidaya padi menjadi efisien, produktivitasnya
juga meningkat.
Artinya,
jika diimplementasikan secara full paket, maka petani bisa mendapatkan produksi
sekitar 10 ton GKG/ha/musim. Ada delta penambahan produksi sebesar 4 ton
dibandingkan rata-rata produksi jajar legowo di sawah irigasi sebesar 6 ton
GKG/ha/ musim.
Dari
hasil analisa usaha, B/C ratio penerapan teknologi jajar legowo super adalah 4,
sedangkan penerapan jajar legowo biasa oleh petani di luar dem-area sebesar
2,05. Berdasarkan hasil analisis usaha tani ini menunjukkan teknologi jajar
legowo super sangat layak untuk dikembangkan secara luas di masyarakat.
Sumber: S=Tabloid Sinar Tani. 2016. jajar legowo.
Sumber: S=Tabloid Sinar Tani. 2016. jajar legowo.
.30 11 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar